Rabu, 23 Februari 2011

Titik Terakhir

Adakah permasalahan yang membuat Anda gelisah, dan Anda tidak dapat tidur semalaman? Sedih, takut, kemarahan yang meluap-luap, itu semua sering memaksa kita susah tidur. Saya yakin setiap manusia dewasa pernah merasakan tidak bisa tidur semalam karena masalah-masalah itu. Tak terkecuali saya. Sayang, sering kali permasalahan yang membuat bola mata kita terus terjaga itu adalah permasalahan dunia : harta, wanita, saingan kerja, dan masih banyak lagi.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 3.00 pagi hari. Tapi matanya teramat jauh dari kantuk. Andai saat itu ada orang yang menjual rasa kantuk, tentu sangat mahal harganya. Sebenarnya ia biasa tidak tidur malam, karena malam-malam sebelumnya pun ia sibuk begadang. Tak jelas apa yang dikerjakannya? Namun malam ini lain, malam ini ia merasa bau kematian amat dekat dengan dirinya. Ya, saat itu ia sangat takut akan kematian. Ia sadar, penyebabnya ia baru saja berbuat dosa. Dosa yang ia tahu larangannya. Ia tidak menceritakan kepada saya dosa apa yang diperbuatnya. Baru pertama sepanjang hidupnya ia merasakan takut mati. Sehingga kasur empuk di kamarnya kosong ditinggal tuannya. Ia sibuk berzikir dan memohon ampun atas segala dosa-dosanya. Setelah sebelumnya ia shalat sunah dua rakaat. Ia berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Airmata dan sajadah merahnya menjadi saksi pertaubatan itu.

Azan subuh pun menggema, segera ia melaksanakan shalat berjamaah di mesjid samping kos-nya. Usai shalat subuh ia berzikir lagi di atas sajadah dengan warna yang sama. Tapi kali ini, ia menyerah. Kelopak matanya menutup, tak lama suara dengkuran halus muncul dari tengorokannya yang sedikit tersumbat. Ia tidak ingat lagi apakah benar-benar ia telah di jemput oleh kematian.

Jam 8.00 pagi, alarm Casio di pergelangannya berbunyi. Ia tersentak dari duduknya, ia segera bersujud, bersyukur masih diberi kesempatan untuk merasakan hidup. Bersama matahari yang menerangi jendela kamarnya.
"Betapa bodohnya aku saat itu!"
"Memangnya kenapa?" saya balik bertanya.
"Jika Allah mau, bisa saja Ia mengambil nyawaku saat berbuat dosa itu."

***

Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk sering-sering mengingat pemutus kenikmatan. Yaitu mati. Sahabat dan Tabi'in mereka adalah orang-orang besar yang gemar melakukannya. Bahkan mereka pun mengadakan majlis-majlis zikir yang oleh Muhammad Ahmad Rasyid disebut 'madrasah kematian'. Khalifah ke empat Ali Bin Abi Thalib menaruh perhatian besar dalam masalah ini, pada suatu hari di masa kepemimpinannya, ia mengumpulkan rakyatnya di mesjid ibukota Kufah. Kemudian ia berkata:

"Sungguh yang aku takutkan terjadi pada kalian hanya dua, panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu. Panjang angan-angan membuat lupa akhirat, sedang mengikuti hawa nafsu membuat orang menolak kebenaran."

Atau dengarkanlah kata-kata indah seorang zahid Tabi'in 'Uwais Al Qarni, "Hendaklah kalian berbantal kematian ketika tidur, dan jadikanlah kematian penyangga tubuh ketika kalian berdiri.

Hal paling nyata bagi orang-orang yang selalu mengingat kematian kata seorang ulama pergerakan DR. Abdullah Nashih 'Ulwan adalah ia akan merasakan manisnya iman. Karena dengan itu, ia akan berusaha terus menerus mengumpulkan bekal agar sampai ke negeri akhirat dengan selamat. Negeri yang di janjikan oleh pencipta jagat raya ini. Islam tidak melarang kita untuk kaya dalam hal dunia, bahkan itu dianjurkan. Karena kaidah agama ini adalah bekerja untuk dunia seakan kita hidup selamanya, dan beribadah untuk akhirat seperti kita akan menemui kematian esok hari.

Kehidupan orang-orang terdahulu dari umat ini memberi kita warna lain, tidak ada habisnya untuk terus-menerus kita teladani. Abu Hurairah r.a seorang sahabat terkemuka perawi hadist Nabi, ketika menjelang wafatnya ia menangis tersedu-sedu. Seseorang bertanya kepadanya:
"Apa yang menjadikan Anda menangis?"
"Aku tidak menangis karena dunia yang kalian tempati ini, tetapi karena jauhnya perjalanan yang aku tempuh dan sangat sedikit bekal yang aku bawa. Sungguh aku akan berjalan di suatu tempat yang tinggi, turunnya di surga atau neraka. Sedangkan aku tidak tahu surga atau neraka tempat kembaliku?"

***

"Anda di mana?"
"Saya sedang di pemakaman Duwaiqah." Jawabnya singkat. Saya langsung berpikir, bahwa kawan yang bercerita di atas tadi sedang mencari hal-hal baru yang mengingatkannya akan kematian. Maka ia pergi ke pekuburan. Pekuburan yang setiap hari kami lewati dalam perjalanan ke kampus Al Azhar.

Ada banyak cara untuk selalu mengingat kematian. Salah satunya pergi ke pemakaman, bayangkanlah saat kita di tandu dan pelan-pelan diturunkan ke liang lahat. Lain dari itu, kisah seorang tabi'in Rabi' Bin Khaitsam sungguh unik, ia menggali lubang kubur dan masuk ke dalamnya setiap hari, lalu mengingat-ingat penuh perasaan apa yang dilakukannya itu.

Tapi, kita mungkin belum mampu untuk menirunya. Cukuplah saat-saat kita benar-benar sibuk, dan segala urusan telah melupakan kematian. Berhentilah sejenak, tarik nafas, dan ingat bahwa semua yang Anda lakukan saat ini pasti ada akhirnya. Nafas yang tadi Anda tarik suatu saat akan berhenti tepat pada waktunya, saat itulah kita di jemput kematian.

Putaran waktu dan roda-roda perjalanan adalah lembaran hidup yang sedang kita tulis. Kita akan menemukan banyak 'tanda baca' di sana. Yakinkan dalam hati, kita akan menemui titik terakhir. Dimana kita tidak bisa lagi menulis lembaran itu. Titik terakhir itu adalah kematian. Dan semua makhluk bernyawa tidak ada satu pun yang tahu kapan akan menemui titik itu.

Lima Detik Pertama Penentu Sukses

Sukses, mungkin tidak satupun manusia di dunia ini yang tak ingin meraihnya, karena bahkan seorang yang berencana bunuh diripun tak ingin mengalami kegagalan. Maksudnya, orang akan menanggung malu teramat besar jika upaya bunuh dirinya ternyata tidak berhasil, meskipun seharusnya ia bersyukur. Mungkin terlalu ekstrim jika yang diambil contoh adalah soal bunuh diri, namun hal itu sekedar ingin memberikan gambaran bahwa untuk hal paling hina pun orang berusaha maksimal untuk merealisasikannya.

Apapun, untuk meraih sukses, kuncinya adalah rencana yang matang dan usaha yang maksimal untuk menjalankan semua yang telah terencana itu. Dalam prinsip manajemen, langkah ini biasa dikenal dengan, Rencanakan Apa Yang Hendak Dikerjakan, dan Kerjakan Apa yang Sudah Direncanakan. Artinya, jika keluar dari prinsip tersebut, bisa jadi satu keniscayaan bahwa kegagalan segera menghampiri Anda.

Namun, tahukah Anda apa yang paling menentukan dari semua proses awal menuju kesuksesan ketika hendak memulai satu upaya merealisasikan semua rencana? Rahasia sukses seseorang dalam meraih semua impiannya, entah itu berkenaan dengan karir, hubungan interpersonal atau apapun yang menjadi obsesinya ternyata ada pada lima detik pertama setiap langkah awalnya. Lima detik begitu menentukan? Tepat! Karena yang harus Anda lakukan pada lima detik pertama itu adalah kunci sukses nomor satu yang tidak boleh dilewatkan, satu hal yang sangat mudah dan praktis untuk dilakukan: Tersenyum. David J Lieberman dalam sebuah buku laris yang berjudul, Get Anyone To Do Anything menyebutkan, taktik nomor satu untuk menciptakan kesan pertama yang luar biasa tetapi mudah dilakukan adalah: Tersenyum.

Mengapa senyum? Jangan pernah pernah menganggap sepele tersenyum, karena Rasulullah pun memberikan nilai sedekah untuk setiap senyum yang kita berikan kepada saudara kita. Selain itu, senyum mampu menciptakan empat hal yang luar biasa: Menimbulkan rasa percaya diri, kebahagiaan, dan semangat. Dan yang lebih penting, tersenyum menandakan penerimaan yang tulus.

Orang yang tersenyum dianggap sebagai orang yang penuh percaya diri karena ketika kita sedang grogi atau tidak yakin dengan diri kita atau sekitar kita, kita cenderung untuk tidak tersenyum. Tentu saja tersenyum menimbulkan kebahagiaan sehingga akan mempertemukan kita kepada orang-orang yang bahagia karena kita melihat mereka dengan cara yang positif. Semangat sangat penting untuk menciptakan kesan yang baik karena semangat itu dapat menular kepada orang lain. Dengan tersenyum menunjukkan bahwa Anda menyenangi tempat dimana Anda berada dan senang bertemu dengan orang yang Anda temui sehingga pada gilirannya dia akan semakin tertarik untuk bertemu Anda. Pada akhirnya, tersenyum menunjukkan penerimaan yang tulus dan menyebabkan orang lain tahu bahwa Anda mau menerima dia dengan tulus.

Anda tentu masih ingat pesan sebuah iklan produk parfum pria yang pernah ditayangkan di TV yang berbunyi, “Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda …”. Ya, kesan pertama, itulah yang harus Anda ciptakan untuk bisa memulai segalanya lebih lancar sehingga kesuksesan seolah sudah digenggaman Anda. Dan tersenyum, jelas cara yang paling ampuh untuk menciptakan kesan pertama yang mengagumkan.

Berkenaan dengan kesan pertama ini, ada sesuatu yang disebut pengaruh pertama, yakni sebuah proses dimana kesan pertama kita terhadap orang lain menyebabkan kita menilai perilaku berikutnya atas dasar kesan pertama kita. Ini artinya, kesan pertama kita terhadap seseorang sangat penting karena segala sesuatu yang kita lihat dan kita dengar selanjutnya disaring melalui pendapat kita yang pertama. Akibatnya, Anda menciptakan citra orang tersebut sebagaimana ketika mula-mula Anda bertemu dengannya dan Anda melihat perilakunya pada masa-masa selanjutnya melalui citra ini. Jadi, apabila kesan pertama seseorang terhadap Anda baik, maka dia akan cenderung lebih baik dalam menilai anda pada masa-masa selanjutnya.

Dimanapun, kapanpun, bersama siapapun, sedang apapun ketika Anda tengah berinteraksi dengan orang lain, jadikan senyum sebagai modal utama Anda. Senyum bisa menjadi senjata yang paling ampuh dalam berbagai kondisi, seperti hubungan interpersonal dan interelasi, saat interview, wawancara dan lain sebagainya. Sebagai ingatan, jangan pernah sia-siakan momentum awal (detik-detik pertama) untuk tidak menjadikannya sebaik mungkin, karena percakapan dan hubungan Anda selanjutnya akan disaring melalui momentum awal ini, dengan demikian akan menciptakan kesan yang sangat baik. Itulah sebabnya mengapa tersenyum itu sangat penting. Lakukanlah dengan segera dan senyum akan menjelaskan banyak hal tentang diri Anda: Semuanya Positif.

Pohon Tua

Suatu ketika, di sebuah padang, tersebutlah sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.

Pohon itupun, menjadi tempat hidup bagi beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka dalam kebesaran pohon itu. Pohon itupun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-harinya yang panjang.

Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah, dan berteduh pada kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, di bawah naungan dahan-dahan. "Pohon yang sangat berguna," begitu ujar mereka setiap selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi.

Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan. Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu di milikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana. Orang yang lewat, tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh.

Sang pohon pun bersedih. "Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?" Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.

Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang.

Hingga pada saat pagi menjelang. "Cittt...cericirit...cittt" Ah suara apa itu? Ternyata, ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. "Cittt...cericirit...cittt," suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu... dua... tiga... dan empat anak burung lahir ke dunia. "Ah, doaku di jawab-Nya," begitu seru sang pohon.

Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka,akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis tertentu tertarik untuk mau bersarang disana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. "Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar.

Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.

***

Teman, begitulah. Adakah hikmah yang dapat kita petik disana? Allah memangselalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Allah, dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah ditebak, namun, yakinlah, Allah Maha Tahu yang terbaik buat kita.

Saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka di saat lain, diberikan-Nya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang sandingkan-Nya, bukanlah harga mati. Bukanlah suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah memberikan cobaan pada sang Pohon, maka, sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA memberikan kemuliaan-Nya. Allah tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Allah, sedang menguji kesabaran yang dimiliki.

Teman, yakinlah, apapun cobaan yang kita hadapi, adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan-Nya buat kita. Jangan putus asa, jangan lemah hati. Allah, selalu bersama orang-orang yang sabar

Allah tidak akan Membebani hamba-Nya melebihi kemampuannya

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, "Tatkala ayat: `Kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit dan di bumi. Apabila kamu menampakkan atau menyembunyikan apa yang ada pada dirimu, maka Allah akan memperhitungkan kamu lantaran perbuatan itu. Lalu Dia mengampuni orang yang dikehendaki-Nya dan mengazab orang yang dikehendaki-Nya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu' (al-Baqarah:284) diturunkan kepada Rasulullah saw. maka hal itu sangat menyulitkan para sahabat beliau.

Mereka menemui Rasulullah. Mereka berlutut seraya berkata, `Ya Rasulullah, kami telah dibebani berbagai amal yang dapat kami kerjakan seperti shalat, shaum, jihad dan sedekah. Sekarang ayat itu diturunkan kepada engkau, dan kami tang sanggup mengamalkannya.'

Maka Rasulullah saw bersabda, `Apakah kamu hendak mengatakan apa apa yang telah dikatakan oleh para Ahli Kitab terdahulu, yaitu `kami mendengar namun kami mendurhakainya?' Namun katakanlah olehmu, `Kami mendengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami. Dan kepada Engkaulah tempat kembali.'

Setelah orang-orang menginsafi ayat itu dan mengucapkan keinsafannya dengan lidah mereka, maka Allah menurunkan ayat yang sesudahnya, yaitu `Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. `Kami tidak membeda-bedakan sedikit pun antara seorang rasul dengan rasul lainnya.'

Dan mereka mengatakan, `Kami dengar dan kami taat. Ya Tuhan kami, ampunilah kami, dan kepada Engkaulah tempat kami kembali.' Setelah mereka mengamalkan ayat itu, maka Allah menasakh ayat tadi dengan ayat, `Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari (kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), `Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau khilaf.'"

Baca al-Baqarah, 284-286

Al-Balkhi dan Si Burung Pincang

Alkisah, hiduplah pada zaman dahulu seorang yang terkenal dengan kesalehannya, bernama al-Balkhi. Ia mempunyai sahabat karib yang bernama Ibrahim bin Adham yang terkenal sangat zuhud. Orang sering memanggil Ibrahim bin Adham dengan panggilan Abu Ishak.

Pada suatu hari, al-Balkhi berangkat ke negeri orang untuk berdagang. Sebelum berangkat, tidak ketinggalan ia berpamitan kepada sahabatnya itu. Namun belum lama al-Balkhi meninggalkan tempat itu, tiba-tiba ia datang lagi. Sahabatnya menjadi heran, mengapa ia pulang begitu cepat dari yang direncanakannya. Padahal negeri yang ditujunya sangat jauh lokasinya. Ibrahim bin Adham yang saat itu berada di masjid langsung bertanya kepada al-Balkhi, sahabatnya. "Wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau pulang begitu cepat?"

"Dalam perjalanan", jawab al-Balkhi, "aku melihat suatu keanehan, sehingga aku memutuskan untuk segera membatalkan perjalanan".

"Keanehan apa yang kamu maksud?" tanya Ibrahim bin Adham penasaran.

"Ketika aku sedang beristirahat di sebuah bangunan yang telah rusak", jawab al-Balkhi menceritakan, "aku memperhatikan seekor burung yang pincang dan buta. Aku pun kemudian bertanya-tanya dalam hati. "Bagaimana burung ini bisa bertahan hidup, padahal ia berada di tempat yang jauh dari teman-temannya, matanya tidak bisa melihat, berjalan pun ia tak bisa".

"Tidak lama kemudian", lanjut al-Balkhi, "ada seekor burung lain yang dengan susah payah menghampirinya sambil membawa makanan untuknya. Seharian penuh aku terus memperhatikan gerak-gerik burung itu. Ternyata ia tak pernah kekurangan makanan, karena ia berulangkali diberi makanan oleh temannya yang sehat".

"Lantas apa hubungannya dengan kepulanganmu?" tanya Ibrahim bin Adham yang belum mengerti maksud kepulangan sahabat karibnya itu dengan segera.

"Maka aku pun berkesimpulan", jawab al-Balkhi seraya bergumam, "bahwa Sang Pemberi Rizki telah memberi rizki yang cukup kepada seekor burung yang pincang lagi buta dan jauh dari teman-temannya. Kalau begitu, Allah Maha Pemberi, tentu akan pula mencukupkan rizkiku sekali pun aku tidak bekerja". Oleh karena itu, aku pun akhirnya memutuskan untuk segera pulang saat itu juga".

Mendengar penuturan sahabatnya itu, Ibrahim bin Adham berkata, "wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau memiliki pemikiran serendah itu? Mengapa engkau rela mensejajarkan derajatmu dengan seekor burung pincang lagi buta itu? Mengapa kamu mengikhlaskan dirimu sendiri untuk hidup dari belas kasihan dan bantuan orang lain? Mengapa kamu tidak berpikiran sehat untuk mencoba perilaku burung yang satunya lagi? Ia bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan hidup sahabatnya yang memang tidak mampu bekerja? Apakah kamu tidak tahu, bahwa tangan di atas itu lebih mulia daripada tangan di bawah?"

Al-Balkhi pun langsung menyadari kekhilafannya. Ia baru sadar bahwa dirinya salah dalam mengambil pelajaran dari kedua burung tersebut. Saat itu pulalah ia langsung bangkit dan mohon diri kepada Ibrahim bin Adham seraya berkata, "wahai Abu Ishak, ternyata engkaulah guru kami yang baik". Lalu berangkatlah ia melanjutkan perjalanan dagangnya yang sempat tertunda.

Dari kisah ini, mengingatkan kita semua pada hadits yang diriwayatkan dari Miqdam bin Ma'dikarib radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, yang artinya: "Tidak ada sama sekali cara yang lebih baik bagi seseorang untuk makan selain dari memakan hasil karya tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud 'alaihis salam makan dari hasil jerih payahnya sendiri" (HR. Bukhari).

Selasa, 22 Februari 2011

Permendagri No. 13/2009

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2009
TENTANG
TATA CARA PENGAJUAN CUTI BAGI KEPALA DAERAH DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DAN PERMOHONAN IZIN BAGI KEPALA DAERAH YANG DICALONKAN MENJADI PRESIDEN ATAU WAKIL PRESIDEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata Cara Bagi Pejabat Negara Dalam Melaksanakan Kampanye Pemilihan Umum, Kepala Daerah mempunyai hak politik untuk ikut serta dalam kampanye pemilihan umum sepanjang berstatus sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, calon Presiden, calon Wakil Presiden, anggota Tim Kampanye, atau sebagai anggota Pelaksana Kampanye;
b. bahwa Kepala Daerah yang dicalonkan menjadi Presiden atau Wakil Presiden oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik harus mengajukan permohonan izin kepada Presiden;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Tata Cara Pengajuan Cuti Bagi Kepala Daerah Dalam Melaksanakan Kampanye Pemilihan Umum dan Permohonan Izin Bagi Kepala Daerah Yang dicalonkan Menjadi Presiden atau Wakil Presiden.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4721);
3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4801);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4836);
5. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4924);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata Cara Bagi Pejabat Negara Dalam Melaksanakan Kampanye Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4980);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG TATA CARA PENGAJUAN CUTI BAGI KEPALA DAERAH DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DAN PERMOHONAN IZIN BAGI KEPALA DAERAH YANG DICALONKAN MENJADI PRESIDEN ATAU WAKIL PRESIDEN

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ini yang dimaksud dengan:
1. Kepala Daerah adalah Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.
2. Cuti adalah tidak masuk kerja berdasarkan izin dari pejabat yang berwenang dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat , Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
3. Kampanye Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Kampanye Pemilu adalah Kampanye Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
4. Kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Kampanye Pemilu DPR, DPD, dan DPRD adalah kegiatan peserta Pemilihan Umum dan/atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota untuk menyakinkan para pemilih dengan menawarkan program-programnya.
5. Kampanye Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang selanjutnya disebut Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, adalah kegiatan dalam rangka menyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Pasangan Calon.
6. Status non aktif adalah status seorang Pejabat Negara yang tidak melaksanakan tugas jabatannya untuk sementara waktu karena yang bersangkutan diberi izin mengikuti Kampanye Pemilu.

BAB II
CUTI BAGI KEPALA DAERAH DALAM KAMPANYE PEMILU

Pasal 2
(1) Cuti bagi Kepala Daerah untuk melakukan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD diberikan dalam jangka waktu Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD dalam bentuk rapat umum.
(2) Cuti bagi Kepala Daerah untuk melakukan Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden diberikan dalam jangka waktu Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
(3) Jadwal dan jumlah hari cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dengan memperhatikan kewajiban Kepala Daerah untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

BAB III
TATA CARA PENGAJUAN CUTI

Pasal 3
(1) Kepala Daerah yang akan melaksanakan Kampanye Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden harus mengajukan permintaan cuti.
(2) Permintaan cuti Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan kepada:
a. Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi Gubernur dan/atau Wakil Gubernur;
b. Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi Bupati dan/atau Wakil Bupati, Walikota dan/atau Wakil Walikota.
(3) Permintaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diajukan paling lambat 12 (dua belas) hari sebelum pelaksanaan Kampanye Pemilu.
(4) Pemberian cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diselesaikan selambat-lambatnya 4 (empat) hari terhitung mulai tanggal diterimanya permintaan.

Pasal 4
(1) Permintaan cuti bagi Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) memuat:
a. jadwal dan jangka waktu Kampanye Pemilu;
b. tempat/lokasi Kampanye Pemilu.
(2) Contoh format surat permintaan cuti Kampanye Pemilu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 5
(1) Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden memberikan izin cuti Kampanye Pemilu bagi Gubernur dan Wakil Gubernur.
(2) Menteri Dalam Negeri memberikan izin cuti Kampanye Pemilu bagi Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota.

Pasal 6
(1) Wakil Gubernur yang akan mengajukan permintaan cuti Kampanye Pemilu, diusulkan melalui Gubernur.
(2) Dalam hal Wakil Gubernur mengajukan cuti Kampanye Pemilu, Gubernur dalam mengajukan permintaan cuti Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, melampirkan juga usul permintaan cuti Kampanye Pemilu Wakil Gubernur.
(3) Dalam hal jadwal waktu Kampanye Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur bersamaan, Gubernur sekaligus mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri untuk menetapkan Sekretaris Daerah sebagai pelaksana tugas harian.

Pasal 7
(1) Wakil Bupati atau Wakil Walikota yang akan mengajukan permintaan cuti Kampanye Pemilu, diusulkan melalui Bupati atau Walikota.
(2) Dalam hal Wakil Bupati atau Wakil Walikota mengajukan cuti Kampanye Pemilu, Bupati atau Walikota dalam mengajukan permintaan cuti Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b, melampirkan juga usul permintaan cuti Kampanye Pemilu Wakil Bupati atau Wakil Walikota dan ditembuskan kepada Gubernur.
(3) Dalam hal jadwal waktu Kampanye Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota bersamaan, Bupati atau Walikota sekaligus mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri untuk menetapkan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota sebagai pelaksana tugas harian.

Pasal 8
Dalam hal ada pelaksanaan tugas pemerintahan yang mendesak dan harus segera diselesaikan di daerah yang Kepala Daerahnya sedang melaksanakan Kampanye Pemilu, Menteri Dalam Negeri dapat memanggil Kepala Daerah yang bersangkutan untuk menyelesaikan tugas dimaksud.

BAB IV
IZIN BAGI KEPALA DAERAH YANG DICALONKAN
MENJADI PRESIDEN ATAU WAKIL PRESIDEN

Pasal 9
Kepala Daerah yang dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik sebagai calon presiden atau calon Wakil Presiden harus mengajukan permohonan izin kepada Presiden.

BAB V
TATA CARA PENGAJUAN IZIN

Pasal 10
(1) Kepala Daerah yang akan dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik sebagai calon presiden atau calon Wakil Presiden harus menyampaikan surat permohonan izin kepada Presiden paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum didaftarkan oleh partai politik atau gabungan partai politik di Komisi Pemilihan Umum.
(2) Penyampaian surat permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditembuskan kepada Menteri Dalam Negeri.
(3) Kepala Daerah yang telah mengajukan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dinyatakan non aktif dengan Keputusan Presiden bagi Gubernur/Wakil Gubernur, dan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden bagi Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota.
(4) Status non aktif dari jabatan Kepala Daerah sebagaimana dimaskud pada ayat (3) akan diberikan sampai dengan Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
(5) Apabila Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, atau Walikota dan Wakil Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan non aktif secara bersamaan, pelaksanaan tugas pemerintahan sehari-hari di daerah yang bersangkutan dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah.
(6) Pelaksanaan tugas pemerintahan oleh Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden.








BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.




Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Februari 2009
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MARDIYANTO









































LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 13 TAHUN 2009
TANGGAL : 27 FEBRUARI 2009


CONTOH SURAT
PERMINTAAN CUTI KAMPANYE PEMILU

…………., …………………….

Kepada Yth.
Bapa Menteri Dalam Negeri
Nomor :
Lampiran : - di –
Sifat : Segera JAKARTA
Perihal : Permohonan Cuti Kampanye.

1. Menunjuk:
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD.
b. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata Cara Bagi Pejabat Negara Dalam Kampanye Pemilihan Umum.
2. Bersama ini kami:
Nama : .............................
Jabatan : .................. (Gubernur/Wakil Gubernur/Bupati/Wakil Bupati/ Walikota/Wakil Walikota)
Mengajukan permohonan cuti Kampanye Pemilu (Anggota DPR, DPD, dan DPRD/Pemilu Presiden dan Wakil Presiden) pada :
a. Minggu I : tanggal ..... s/d ......, bertempat di ..........;
b. Minggu II : tanggal ..... s/d ......, bertempat di ..........;
c. Minggu III : tanggal ..... s/d ......, bertempat di ..........;
3. Demikian untuk menjadi periksa.

(KEPALA DAERAH ..........)

............................................


MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MARDIYANTO

Kamis, 17 Februari 2011

MEREKA MENCONTOH KITA

Suatu ketika, ada seorang kakek tinggal dengan anaknya. Selain itu,tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun.Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu.Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orang tua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu," ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini."

Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Di sana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek. Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Meski tak ada gugatan darinya. Tiap kali nasi yang dia suap, selalu ditetesi air mata yang jatuh dari sisi pipinya. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam.

Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?". Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu, untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Jawaban itu membuat kedua orang tuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, air mata pun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orang tua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki.

Mereka makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. Dan anak itu, tak lagi meraut untuk membuat meja kayu.

Sahabat, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan. Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap "bangunan jiwa" yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.

Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk merekalah kita akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa depan